Selamat Datang Di Jakarta

Sehabis lebaran selalu ada hal wajib yang dilakukan bagi pemerintah Jakarta, OPERASI YUSTISI. Daya tarik Jakarta tetap menjanjikan bagi semua orang. Ajakan saudara, iming-iming teman, maupun keinginan kuat untuk menjadi kaya tetap menjadi faktor utama urbanisasi yang terjadi tiap tahun ini. Ditambah dengan ekploitasi televisi yang menjadikan Jakarta adalah surga bagi semua, dan kesempatan berusaha yang semakin menipis di daerah asal. Jakarta kian padat.

Selamat Idul Fitri

Saya, keluarga, dan natadalam, mengucapkan :

Semoga kita kembali fitrah.


Pindahkan Ibukota Jakarta

Sebenarnya ini ide basi. Dari jaman Bung Karno sudah ada, dan jaman Orde Baru pun Jonggol sudah dipersiapkan. Akhirnya sampai sekarang cuma jadi wacana pelepas stres karena sudah mentok sama keadaan. Tetapi ingat, efek bercampurnya pusat pemerintahan dan pusat bisnis seperti Jakarta, membuat kemacetan di Jakarta sudah sangat serius mendekati akut.
Dan, kenyataan yang saya hadapi ternyata berkata membenarkan. Semenjak tinggal di Bekasi, ketika berangkat pagi, saya berpapasan dengan beberapa minibus milik pemerintah pusat, yang sedang menjemput karyawan. Hitung-hitung didalam minibus itu ada penumpang sekitar 30 orang, yang bertempat tinggal diluar kota Jakarta, tepatnya di Bekasi.

Bhagasasi

Kebetulan, mulai saat ini, saya memutuskan untuk menetap di Bekasi. Secara penasaran, berusaha mencari-cari tahu tentang sejarah Bekasi, banyak hal yang saya temui. Berdasarkan beberapa postingan tentang sejarah Bekasi, berikut ini secara garis besar akan saya tuturkan kembali.
Pada masa Kerajaan Tarumanegara, yang masih menggunakan bahasa sansekerta, wilayah ini disebut sebagai Candrabhaga, yang artinya adalah 'bagian dari bulan'. Ini sesuai dengan isi pada prasasti tugu yang ditemukan didaerah Cilincing. Kemudian pada masa kerajaan selanjutnya, yang sudah menggunakan campuran bahasa jawa, 'bagian dari bulan' ini diartikan menjadi Bhagasasi.

Kawasan Mandiri

Setelah Jakarta booming dengan pembangunan apartement bersubsidi di seluruh wilayah, kini timbul pertanyaan baru yang menggelayut, yaitu apakah kawasan hunian itu akan menjadi kawasan mandiri? Selayaknya memang demikian. sebuah kawasan mandiri sangat diperlukan untuk sebuah kota yang super sibuk seperti Jakarta. Ditambah lagi dengan carut-marutnya pola tranportasi yang jauh dari ideal, mobilitas yang tinggi pada Jakarta sudah tidak dapat lagi di tampung oleh wilayah yang sudah sangat padat ini.
Kawasan mandiri yang dapat berdiri sendiri ini selayaknya bisa diterapkan pada beberapa apartement bersubsidi yang sebagian sudah terisi penuh tersebut. Bertempat tinggal, bekerja dan berhibur harus dapat disediakan oleh kawasan ini, atau minimal sudah terintegrasikan kepada wilayah sekitarnya.

Air Laut Untuk Konsumsi

Masih ingat dengan krisis air bersih yang dialami Jakarta beberapa waktu yang lalu? Krisis kemarin hanya berlangsung +/- 3 hari saja, tetapi ribuan orang Jakarta sudah sibuk mencari sumber air lain untuk mandi dan keperluan rumah tangga. Lalu bagaimana bila krisis terjadi hingga berbulan-bulan bahkan menjadi permanen?

Operator pam di Jakarta sudah mencari alternatif sumber air baku lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Jakarta. Hal ini untuk mengantisipasi kejadian seperti di waduk Jati Luhur kemarin. Maka, mereka mulai melirik kepada air baku di kanal banjir timur, tetapi menurut informasi, mereka terkendala dengan debit air yang kurang sesuai dan pemetaan peruntukan lahan yang tersedia.

Lalu apa alternatifnya?

pekerjaan rumah pemda DKI Jakarta


Pada kompas.com diberitakan bahwa pada hari ulang tahun jakarta ke 483, tahun 2010, DPRD DKI Jakarta memberikan beberapa catatan kepada Pemda DKI, yaitu:
1. Penerapan kaidah good governance,
2. Reformasi birokrasi,
3. Terkait pengendalian banjir,
4. Konsep pola transportasi makro,
5. Peningkatan sekolah berstandar nasional,
6. Pelayanan kesehatan,
7. Pengadaan ruang terbuka hijau dan antisipasi perubahan iklim
8. Peningkatan kesadaran peduli lingkungan.

Apakah catatan ini akan di evaluasi di tahun depan oleh DPRD DKI?
Sebelumnya, mari kita coba evaluasi lebih dulu.