June 22, 2010

pekerjaan rumah pemda DKI Jakarta


Pada kompas.com diberitakan bahwa pada hari ulang tahun jakarta ke 483, tahun 2010, DPRD DKI Jakarta memberikan beberapa catatan kepada Pemda DKI, yaitu:
1. Penerapan kaidah good governance,
2. Reformasi birokrasi,
3. Terkait pengendalian banjir,
4. Konsep pola transportasi makro,
5. Peningkatan sekolah berstandar nasional,
6. Pelayanan kesehatan,
7. Pengadaan ruang terbuka hijau dan antisipasi perubahan iklim
8. Peningkatan kesadaran peduli lingkungan.

Apakah catatan ini akan di evaluasi di tahun depan oleh DPRD DKI?
Sebelumnya, mari kita coba evaluasi lebih dulu.

Pada point 1&2 harusnya saat ini kita sudah melihat perubahannya, karena hal ini sudah lama di serukan, bahkan oleh presiden kita sendiri. bahwa reformasi melingkupi seluruh hal, terutama birokrasi.
Untuk mengeceknya, kita harus rajin2 main ke kelurahan atau ke kecamatan (jangan cuma titip ke pak RT aja, coba jalan sendiri). Jadi tamu, atau calo, atau apalah, yang penting kita bisa lihat, reformasi birokrasi sudah berjalan maksimal atau belum.

Point 3,4 dan 7. Ini point yang harusnya gubernur kita bisa memperbaikinya. Walaupun terus terang, saya pada pemilukada DKI yang lalu tidak memilih beliau, tetapi beliau-lah gubernur tercinta kita sekarang, dan puncak kendali ada pada pundak beliau. Harusnya dengan background Ing. dan Ir.-nya, pemecahan terhadap masalah ini lebih cepat terselesaikan. .
Dari semua gubernur yang telah memimpin jakarta, masalah ini selalu ada. Bahkan pada jaman kolonial pun hal ini sudah diantisipasi. Ingat!, kanal banjir barat adalah desain belanda dan makro desain kanal banjir timur adalah buatan jepang.
Lalu soal transportasi. Melihat carut-marutnya masalah ini, lebih baik fokus pada alternatif yang ditawarkan pemda untuk mass transportation yang selalu menjadi isu pamungkas bagi pemda DKI. Busway, monorel, atau subway, terganjal masalah klasik, dana. Mudah-mudahan cepat cair dari investor, dan dapat acc dari DPRD dan DPR. Karena tidak bisa dipungkiri, masalah Jakarta adalah masalah nasional, yang mungkin pemda DKI tak sanggup menanggungnya sendirian.

Point 5&6. Mari kita tagih janji gubernur kita. Masih ingat soal isu kampanye pendidikan dan kesehatan yang beliau gembar-gemborkan? Mudah-mudahan dengan adanya catatan dari DPRD, tahun ini akan terasa perbedaannya!!

Point 8. Nah... ini dia!! Soal manusia yang tinggal dan meraup keuntungan di ibukota. Jangan pernah berpikir kita cuma numpang cari rejeki dan uang halal yang disediakan oleh Jakarta, terus kita lupa, bahwa, yang selama ini mencemari lingkungan Jakarta tercinta, adalah kita sendiri!!!
Sampah rumah tangga kita, sampah kantor kita, asap dan polusi kendaraan dan angkot yang kita tumpangi, listrik, gas, permen, bahkan mie instan sekalipun, menyumbangkan pencemaran lingkungan sekitar kita.
Bayangkan... untuk sebungkus mie instan yang kita rebus dimalam hari saat tak ada makanan (jelas-jelas ini pengalaman pribadi), menghasilkan banyak sekali pencemaran lingkungan. Dimulai dari proses produksinya yang memakai banyak sekali energi listrik dan gas, berlanjut ke pendistribusian yang membutuhkan bahan bakar minyak, lalu sampai ke toko maupun minimarket yang membutuhkan energi listrik untuk penerangan pada rak display, sampai pada kita yang memilih memakai motor atau mobil ketika hendak membelinya.
sadar donk cuy... sadar... (saya yha juga termasuk.. hehe...)

Aduuuhh... Jakarta-ku. Walaupun begitu.. sampai kapanpun aku kan tetap mencintaimu!!

No comments:

Post a Comment